Sabtu, 13 Mei 2017

-ANDALIMAN-

Pernah menyanyikan lagu dangdut SAMBALADO ?
hayoooo… pasti Anda akan bergoyang Asoy Digeboy Coy begitu menyanyikan lagu Hot ini, betul tidak ?
oooww jangan jangan Anda malah Goyang Parutan kelapa sangkin asiknya, hayoooo…. ngaku.
teman Saya malah Goyang JETOR kalau mendengar lagu ini,
Saya sampai bertanya begini sama dia : “heeiii… hoboh kali goyangan kau kalau dengar lagu sambalado….”,
Lalu dengan penuh energik teman itu menjawab
: ”iya Mas Broo… kalau lagu putar ke kiri putar ke kanan manise hanya mampu membuat bagian pinggul ke bawah aja yang bergetar, tapi kalau lagu sambalado ini bagian atas juga ikut bergetar marimpot impot seperti mesin jetor…hotssssss…”

Lalu Saya mengajak teman itu untuk menyanyikan lagu Sambalado dengan lirik yang sudah Saya ganti menjadi ANDALIMAN HaHaHaHa…
pengen tau apakah goyang Andaliman masih mampu menggetarkan sanubari si kawan…yupppsss...mareee nyanyikan...

“Andaliman…andaliman…andalandaliman terasa pedas, terasa panas…”
“Andaliman…andaliman…andalandaliman  mulut bergetar, lidah bergoyang…”

Bahhh…. Ternyata tidak kalah Hot nya lagu Andaliman ini dibanding Sambalado, goyangan teman Saya sampai naik level menjadi Goyang Buldozer.
ASOY DIGEBOY COY….
ANDALIMAN PANAS COY…


Huhhh..Lemas bergoyang Andaliman..!!!
Sambil istirahat selonjoran, Saya pun mulai menuliskan imaginasi tentang Andaliman, secepat kilat jari tangan ini mengetik…
Andaliman yang HOT,
Andaliman yang PANAS,
Andaliman yang BERGETAR,
Andaliman di bibir orang orang, tidak perduli orang kampung atau orang kota.
Masih banyak sekali bibir bibir yang terkontaminasi Zat Getar Andaliman, walaupun sebagian besar zat Adiktif Andaliman ini menyerang bibir wanita namun ada juga Pria “golongan darah” tertentu  yang terkontaminasi getaran Andaliman.
Baik wanita maupun pria jika terkena Zat Adiktif Andaliman ini sama berbahaya “getarannya”, bisa  membuat seisi pelosok bergetar hebat…
Wuhhh….Getaran Cetar Matartar !!!

Coba Anda perhatikan Ibu Ibu Andaliman disekitar Anda yang suka berkumpul ngerumpi yang tidak penting.
Salah satu ciri ciri ibu Andaliman adalah “Mangalap Manaruhon”.
dengan ikhlas tanpa pamrih dia akan “Mangalap Manaruhon” dari satu lorong ke lorong lainnya demi sebuah racun Andaliman yang bisa menggetarkan lidah.
ciri lainnya adalah berkomentar tanpa dikomentari, menilai tanpa dinilai dan cemburu tanpa dicemburui.

Perhatikan kerumunan ibu Andaliman saat melihat seseorang baru pulang kampung dari perantauan, tanpa ada sebab apapun biasanya bibir Andaliman mereka langsung bereaksi…

“eehh.. edak…. Kau lihat si Butet itu,
baru pulang dari Kalimantan dia,
lihatlah percuma merantau apala mas nya pun tak ada, lebih tebal lagi rambut ku dari pada rante nya, bagusan lah dia mangombak balik disini iya kan edak…”

Lalu Bibir Andaliman lainnya menyambar…
”pas mai edak… hape boru ku molo mulak sian Pekan Baru MARHUNIK do RUNGKUNG na, roma si Butet dao dao mambal tu Kalimantan sahali mulak NGINGI NA DO MARHUNIK…”

Dilain waktu…
“edak Mince… diboto ho do nga mulak si Bunga sian Medan, magigi au mamereng,
perasaan cantik, perasaan kaya,
hira tokko mas berjalan, sobinoto atek imitasi do akka ratte dohot Sibong nai.
cihh tak tau diri, apala omak na dison mangan so mangan.. cihhh…”

Lalu Bibir Andaliman lainnya menyambar…
”eehhh edak… dang binoto i manang aha karejo ni si Bunga i di Medan an, Alana asa diboto ho da ninna boru ni Nai Karpidol karejo di pabrik do si Bunga i,
jei molo balga balga mas na nga sisukkunon i, atik sambilan do ibana songon namasa masa i,
eehh dang binoto i”

Dilain waktu…
”edak…. Dang diberng ko si Martina… mulak nabudari ibana sian Jakarta dabo, amang tahe naso dibereng ho do pardalan na nga asing….”

Lalu Bibir Andaliman lainnya menyambar…
”marsahit do ninna ibana edak, sakit Tipus ninna omak na…”

Bibir Andaliman lain menyahut
“ehh amang tahe edak, dang songoni sakit tipus, dang dibereng ho bohina Pucat, bereng ma pardalan na pe nga asing, dang na marsahit i si Martina i ”

Dilain waktu…
”edak….heehhh… nga mulak be si Ucok sian Bandung, markurus sai hira rungga rungga, tupa pe atik na narkobaon do ibana, ihhh nga pas ma hira ngikngik….

Heeemmmm…..
Saya hentikan sejenak jari jari ini mengetik imaginasi Andaliman,
angan melayang jauh sekali.
Saya  berpikir aneh juga ibu ibu Andaliman ini, semua serba salah.
Pakai Mas salah,langsung pertanyaanya darimana uangnya beli Mas ?
Tidak pakai Mas juga salah, katanya apa kerjanya apala beli Mas satu karat aja tidak bisa.
Gemuk salah, katanya kayak Pinahan Lobu makan tidur aja, kurus juga salah katanya gak makan di rantau.
Jalan tegak salah, katanya sombong. jalan mengkengkeng juga salah, katanya sudah rusak.
Heeemmmm….. !!!

Tiba tiba jari tangan ini mengetik lagi tanpa di komando, Saya teringat seorang teman wanita “NN” yang berasal dari satu daerah di selatan sana, kira kira tahun 2007.
Wanita ini menjadi korban Andaliman dari seorang Bapak berstatus PNS,
saat itu si Bapak ini menyebar Andaliman di kedai Tuak bahwa “NN” adalah seorang PSK di Medan.
Sumber dari bibir Andaliman akan cepat menyebar karena sesuatu yang keluar dari bibir Andaliman selalu panas dan bergetar.
Tersebarlah diseluruh kampung kalau “NN” menjadi wanita "tanda kutip" sampai orang tua dan keluarga nya tau.
Tidak terima dengan kabar Andaliman lalu keluarga meminta “NN” pulang dan dipertemukan denga PNS tadi.
Ternyata saat tahun 2007 itu si bapak PNS Andaliman ini sedang loka karya di Medan yang mengambil tempat disalah satu Hotel Berbintang di jalan Sisingamangaraja Medan.
Diwaktu bersamaan si Bapak PNS Andaliman melihat “NN” masuk ke Hotel (hanya si Bapak PNS yang melihat, kalau si “NN” tidak tau kalau Bapak PNS sekampungnya itu ada di hotel yang sama).
Berdasarkan penampakan itulah si Bapak PNS Andaliman mengatakan “NN” itu seorang PSK.
Padalah sejujurnya “NN” adalah seorang mahasiswi semester 3 saat itu yang ingin membantu biaya hidup di kampung dengan menjadi member MLM dan saat kejadian “NN” sedang mengikuti presentasi dari MLM tersebut di hall yang berbeda.

Andaliman memang berbahaya…
Andaliman tidak bisa membedakan Hotel itu adalah area public yang multi fungsi, bukan hanya utuk tidur, bisnis dan edukasi juga ada didalam Hotel.

Orang orang yang merantau lebih rentan terkena serangan Andaliman,
tidak tanggung tanggung serangan Andaliman ini kadang bisa membuat para korbannya TRAUMA untuk kembali ke kampung halaman.
Semua hal dalam diri seseorang akan dijadikan poin serangan Andaliman, tidak terkecuali…
-Banyak duit saat pulang, katanya “kerjanya dirantau tidak benar”,
-Pulang bawa mobil, katanya “cuih mobil rental aja bangga”,
-Pulang naik angkot, katanya “tidak ada kemajuan”,
-Pakaian baru, katanya, “sok orang kaya”,
-Pakaian jelek, katanya, “percuma merantau kalau jadi gembel”,
-Besosialisasi di warung, katanya “mau pamer duit biar kelihatan sukses”,
-Berdiam diri di rumah, katanya “pelit, takut kali diminta bayar minum Tuak”,

Heeemmmm…..
Apapun tidak ada yang benar untuk orang orang Andaliman ini, baik di kota maupun di desa orang orang Andaliman ini adalah JURU PENILAI terbaik sepanjang masa,.
Mereka tidak perduli Anaknya juara 30 di kelas yang penting Andaliman selalu menyebar panas dan bergetar matartar.
Mereka tidak perduli beban moral para korban Andaliman, mereka tidak mau tau kadang ada korban Andaliman yang frustasi karena kabar Andaliman yang panas membara bergetar menusuk jiwa.

Yang ada dalam pikiran orang orang dengan bibir Andaliman adalah
-Jalan tegak = Sombong
-Jalan mengkengkeng = Hamil diluar nikah
-Pakai Mas banyak = Pekerjaanya tidak beres
-Badan kurus = Narkoba
-Badan gemuk = Pinahan Lobu
-Belum punya anak = Mandul
-Suami istri pulang kampung tidak bersamaan = Sedang berantam
-Pakaian bagus = Sok orang kaya
-Anak pintar = Perasaan Hebat
-Anak Pendiam = Kurang Gizi

aahhhh semuanya tidak ada yang PAS dan BENAR untuk orang orang Andaliman ini…. !!!

Oke… ada yang mau ikut dengan Saya ? yukkkk mari….

Saya mau mencari SOTUL sebagai penawar ANDALIMAN, agar Efek dari Andaliman bisa ternetralisasi dengan baik.

ASOY DIGEBOY COY…. ANDALIMAN PANAS COY…

“Andaliman...andaliman...andalandaliman terasa pedas, terasa panas…”
“Andaliman…andaliman…andalandaliman  mulut bergetar, lidah bergoyang…”


Marulak Sinurat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar