Jumat, 25 Mei 2018

-WANITA PEMELUK BONEKA-
*Sebuah karya Marulak Sinurat
**Bagian 1
Setiap pagi aku melihat wanita ini berjalan dengan memeluk sebuah boneka dan setiap kali melintas di depanku wanita ini akan memelototkan matanya lalu mempercepat jalannya.
Ahhh… wanita gila….”pikir ku”
Aku tidak melihat wanita itu saat hari minggu dan hari libur sebab pada kedua momen tersebut aku segaja matikan alarm dan akan terbangun saat perutku sudah keroncongan minta diisi.
Suatu waktu saat sedang libur kerja aku membeli kue dari sebuah backery sebagai kudapan sambil bersantai menikmati hari libur.
Aku sangat malas piknik jika hanya libur sehari atau dua hari, momen libur seperti itu biasanya aku manfaatkan untuk memanjakan diriku.
Aku mengudap sebanyak mungkin, menikmati hidup ini, memanjakan perutku dengan segala macam makanan dan setelah kenyang aku akan menutup kamar ku, aku akan melepaskan semua pakaianku yang menempel lalu aku akan terkapar sesuka hati di kamar ku, aku bebas mau tidur sepuas puasnya di kamar ku, kamar kesayanganku, ruang privacy ku untuk menjadikanku Kuda Nil yang sesungguhnya.
Saat terbangun esok harinya aku sadar kalau kue yang aku beli semalam belum habis semua…
Heeemmm….
Aku rapikan bungkusnya dan aku masukkan kedalam tas kerja…
Dikantor saja nanti bagi bagi sama teman “pikir ku”
Bergegas aku berangkat
6.15 Wib seperti biasa jam keberangkatanku
Dari kejauhan aku melihat wanita yang selalu membawa boneka itu
Entah kenapa kali ini aku merasa iba kepadanya, aku membuka tas ku dan mengeluarkan kue yang harusnya aku makan dikantor
Saat wanita itu tepat berada didepanku, aku beranikan diri menyapa....
Heeiii… sini… mau kue ? “aku menyodorkan bungkusan kue itu kepadanya
Kelihatanya dia ragu ragu
Aku dekati dia lalu meraih tangannya yang kumal
Ini…makanlah “kataku sambil memberikan kue itu kepadanya”
Dia meraih bungkusan itu lalu berlari kecil dan masih sempat menoleh sekali kearah ku
Aku tersenyum...
Setelah kejadian itu setiap hari saat dia melintas dihadapan ku, aku selalu tersenyum kepadanya dan memberi apa saja yang bisa aku berikan kepada wanita itu dan dia akan tertawa kegirangan sambil berlari kecil…
Aku selalu memikirkan wanita itu
Apakah dia gila ? “batin ku”
----------%----------%----------%----------
**Bagian 2
Suatu waktu pada hari libur, aku sengaja bangun seperti hari hari biasanya…
6.15 Wib aku sudah bersembunyi dibalik papan nama sebuah toko dipinggir jalan,
Aku melihat wanita yang selalu membawa boneka itu berjalan seperti biasa
Dia berhenti sesaat tepat ditempat dimana biasanya aku berdiri menunggu angkutan kota
Beberapa menit matanya nanar mencari cari sesuatu ke kiri dan kanan
Apakah dia mencari aku ? “pikir ku”
Aku melihat raut wajah yang aneh, aku tidak mengerti arti dari raut wajah itu
Aku melihat wanita itu berlalu dengan tatapan mata yang kosong
---------
Setelah beberapa puluh meter wanita itu berlalu, aku membuntutinya
Aku ingin tau dia kemana atau rumahnya dimana
Setiap kali dia berhenti untuk memungut sesuatu, aku juga berhenti
Sudah setengah jam lebih aku membuntuti wanita ini
Hati ku berkata “bodoh sekali kamu membuntuti orang gila, itu sama artinya kamu juga sudah ikut gila”
Aahhh….
Aku tetap membuntuti wanita itu
Hati ku berkata lagi “sekarang kamu yang betul betul gila”
Ahhhh…..
Aku melihat jam…
9.15 Wib
Apa … ? sudah 3 jam aku membuntuti wanita gila ini, kenapa aku jadi ikut gila ?
Ahhhh….
Aku memutuskan untuk pulang
Hampir aku melambaikan tangan ku memanggil becak saat aku melihat wanita itu berbelok kesatu arah
Aku urungkan niatku untuk pulang
Aku bergegas mempercepat langkah, tidak mau kehilangan jejak
------
Aku melihat wanita itu menuju sebuah lahan kosong, semacam semak semak tapi ada juga sebagian yang ditanami ubi dan tanaman lainnya….
Wanita itu berhenti dibawah sebuah pohon mahoni yang besar dengan akar akarnya menyembul kepermukaan tanah
Wanita itu duduk bersandar dibawah pohon
Aku dekatai dia…
Dasar memang aku tidak berbakat menjadi detektif sebab kehadiranku segera diketahui wanita itu
Aku menutupi rasa gugupku dengan menyapa dia
Haiiii… eehhhmmm…Haiiii
Aku melihat wanita itu seperti marah
Kamu sudah makan…. “kata ku”
Wanita itu memalingkan wajahnya dan meraung raung…
Oowwhhh… aku dalam situasi yang berbahaya, kalau warga sini mendengar teriakan wanita gila ini dan melihat aku ada disini bisa jadi mereka berpikir aku sedang melakukan sesuatu hal buruk
Segera aku pergi sebelum ada yang mendengar teriakan wanita yang selalu memeluk boneka ini
----------%----------%----------%----------
**Bagian 3
Aku suka bolu gulung, dan hari ini aku membeli dua buah bolu gulung
Satu akan aku berikan kepada wanita yang selalu membawa boneka itu esok hari
----
6.15 Wib aku sudah berdiri dipinggir jalan dan seperti biasa aku sudah melihat wanita itu dari kejauhan
Tepat dihadapan ku, aku berikan bolu gulung itu kepadanya
Ini untuk mu, kamu makan nati ya… “kata ku”
Dia menerima sambil berlalu
Samar samar aku mendengar “terimakasih”
Lama aku terpaku
Wanita itu mengatakan terimakasih, benarkah dia gila ? Mengapa dia mengucapkan terimakasih ?
Aku memandangi wanita itu, sekitar 20 meter berlalu wanita itu menoleh kebelakang
Mata kami beradu pandang…
Segera wanita itu berbalik arah dan berlari kecil sambil tertawa
----
Lagi lagi 6.15 Wib
Aku melihat wanita itu seperti biasa, berjalan tanpa alas kaki sambil menggendong boneka
Kali ini aku tidak memberi roti atau kue
Aku mendekati dia lalu bertanya “nama kamu siapa…?’’
Wanita itu hanya terdiam sambil menimang nimang bonekanya
Kamu mau boneka ? “kata ku”
Wanita itu menggeleng gelengkan kepala sambil memeluk boneka kumal itu
Nama kamu siapa ? “kataku lagi”
Wanita itu berlari sambil sesekali menghentakkan kakinya
Aku hanya terdiam seribu kata melihat wanita ini…
Ahhh… mengapa aku sangat penasaran ?
Setiap kali melihat wanita itu dengan boneka kumalnya aku selalu berpikir apakah dia gila ?
---------------
6.15 Wib seperti biasa aku sudah berdiri dipinggir jalan menantikan angkutan kota
Kali ini tangan kananku menggenggam boneka panda berwana pink, aku ingin berikan boneka ini kepada wanita itu sebagai pengganti boneka kumal yang selalu dia peluk
Dari kejauhan sudah terlihat langkah kaki wanita itu, masih dengan kebiasaannya berjalan sambil memeluk boneka
Apakah dia gila…? “aku selalu memikirkan itu”
Kalau dia gila mengapa dia tidak membawa banyak buntalan goni dan barang barang aneh seperti orang gila lainnya ?
Wanita itu berhenti sesaat tepat didepan aku berdiri
Aku mendekati dia lalu menyerahkan boneka panda pink yang cantik dan baru aku beli kemarin
Wanita itu tidak bergeming
Ini boneka untuk mu… ambillah “kata ku”
Dia hanya diam saja
Aku meraih tangannya lalu menyodorkan boneka panda itu kepadanya
Seolah olah sedang murka, wanita itu melempar boneka panda dan menjerit sekuat tenaga
Entah apa yang dia jeritkan
Wanita itu berlari sambil menggeleng gelengkan kepala, tangannya tetap memeluk erat boneka kumal yang selalu dia peluk.
Aku bingung… ahhhhh...
bagaimana dengan boneka ini ?
apakah aku harus membawa boneka ke kantor ?
apa kata orang kalau aku membawa boneka sebesar ini ?
Ahhh…wanita gila ini sudah membuat aku repot…
Aku kembali lagi kerumah, membuka kamar kesayanganku lalu melemparkan boneka panda pink itu keatas kasur
Gara gara kau aku jadi gila “kata ku”
----------%----------%----------%----------
**Bagian 4 (tamat)
Aku sudah menunggu wanita yang selalu membawa boneka itu dihalaman belakang rumah Nini Rabih
Selama beberapa hari ini aku mencari tau tentang wanita ini dan aku banyak bertanya kepada Nini Rabih, wanita tua yang tinggal seorang diri dirmah besar ini.
Dari halaman belakang rumah Nini Rabih aku dengan leluasa mengamati pohon mahoni dilahan kosong itu
Pohon mahoni tempat wanita pemeluk boneka itu selalu bersandar….
Nini Rabih bercerita sekitar 3 tahun yang lalu dibawah pohon mahoni itu warga menemukan seorang bayi yang masih merah.
Pagi pagi sekali….
Sekitar jam 5 subuh seorang warga yang hendak berbelanja ke pasar dikejutkan dengan suara tangisan bayi dari pohon mahoni itu…
Apakah bayi itu bayi dia ? “kata ku”
Mungkin… “kata Nini Rabih”
Wanita itu bukan orang sini, dia merantau disini.
Dulu dia kerja disalah satu perusahaan.
Pertama tama dia merantau disini kehidupannya biasa saja,
dia sopan dan selalu bertegur sapa dengan kami,
dia tidak pernah keluar rumah selain kerja,
dia juga tidak pernah bermasalah.
”Nini Rabih bercerita panjang lebar”
Apakah dia salah langkah nini ? “Tanya ku”
Ya.. ada seorang pria entah dari mana asalnya nini tidak tau, mereka berpacaran...
Semenjak berpacaran dengan pria itu dia menjadi berubah, dia sering pulang malam, sering tidak kerja, dia tidak mau lagi bergaul dengan tetangga, hingga suatu waktu wanita itu tidak pernah lagi kelihatan... "kata nini"
Tidak kelihatan ? maksudnya dia kabur ? “Tanya ku”
Entahlah, entah apa namanya kabur atau menghilang nini tidak tau, yang pasti semenjak warga menemukan bayi dibawah pohon mahoni itu dia tidak pernah kelihatan lagi hingga satu tahun berikutnya dia kembali ke pohon mahoni itu dalam keadaan sudah gila "kata Nini Rabih"
Apakah bayi dibawah pohon mahoni itu sehat sehat saja saat itu nini ? “Tanya ku”
Ya…bayi itu sehat..."kata Nini Rabih"
Bayi itu diadopsi pasangan suami istri muda, dulu suami istri itu tinggal disini juga tapi sekitar 5 bulan setelah mengadopsi anak itu mereka pindah ke Pulau Jawa, ada mutasi dari kantor mereka katanya “Nini Rabih menjelaskan”
Aku termenung sesaat
Aku membiarkan pikiranku melayang jauh
Menurut nini, apakah bayi di pohon mahoni itu adalah anak wanita itu ? “Tanya ku”
Sepertinya iya, jika dirunut lagi tiga tahun yang lalu saat warga menemukan bayi itu dibawah pohon mahoni, sejak saat itu wanita itu menghilang, lalu satu tahun berikutnya dia kembali lagi ke pohon mahoni itu dalam keadaan gil…..
”Nini Rabih terhenti bicara sebab aku langsung memotong”
Bukan gila nini… dia belum gila, dia itu depresi “sanggah ku”
Dia masih bisa mengucapkan terimakasih, dia masih mengerti malu, dia masih bisa mengingat “lanjut ku lagi”
Mungkin suatu saat akan gila “kata Nini Rabih”
Bisa jadi memang suatu saat nanti dia jadi gila benaran “kata ku”
Kalau kita sudah melakukan dosa ya mbok jangan ditambah lagi dosanya jadi dobel dobel, kalau sudah terlanjur bersalah tebuslah kesalahan itu dengan bertanggung jawab merawat bayi itu “kata Nini Rabih menasehatiku”
Iya nini… aku paham….”kataku”
---------------
Obrolan kami terhenti manakala Aku melihat wanita yang selalu membawa boneka itu…
Dia sudah datang
Dia duduk bersandar dibawah pohon mahoni
Dia meletakkan boneka kumal itu ditanah
Dia meraung, mengentakkan kakinya, menjambak rambutnya
Lalu dia tertawa sepuasnya
Tertawa terbahak bahak lalu menangis meraung raung sambil menggeleng gelengkan kepalanya hingga akhirnya wanita itu mendadak terhenti manakala melihat aku berdiri terpaku dibelakang rumah Nini Rabih
Wanita itu memalingkan wajahnya
Wanita itu membalikkan punggungnya membelakangi aku
Aku bergegas menemui dia...
Aku berikan dia makanan yang sudah aku siapkan
Aku sudah tau cerita tentang kamu “kataku”
Wanita itu diam saja...
Aku tau kamu tidak gila…ini terimalah boneka ini, aku sudah belikan boneka baru untuk mengganti boneka mu ini…”kata ku”
Kali ini wanita itu menerima boneka pemberian ku dan memandanginya dalam dalam
Anak mu sudah bahagia bersama…..
Belum selesai aku berbicara, wanita itu langsung histeris mendengar aku menyebut anaknya
Dia meronta, membenturkan kepalanya ke pohon mahoni
Dia menjambak rambutnya
Mencakar cakar kepalanya
Dia berlari sambil menagis meraung raung
Dia pergi dan meninggalkan boneka panda berwarna pink pemberian ku…
---------------
Hoohhh… pusing lagi aku memikirkan boneka panda ini
Bagaimana mungkin aku harus menyimpan boneka panda ini dikamar ku “pikir ku”
Aku beranjak meninggalkan pohon mahoni itu
Dia belum gila… dia hanya merasakan penyesalan mendalam telah membuang anaknya “aku berkata dalam hatiku”
Aku dikejutkan tepukan lembut di pundak ku…
Nini Rabih sudah dibelakangku tanpa aku sadari
Tidak ada seorang pun wanita yang tidak menyesal telah membuang anaknya sekalipun itu anak dari hubungan terlarang, semua wanita yang melakukan itu pasti akan menyesal, hanya saja kekuatan mental masing masing wanita berbeda beda, ada yang mentalnya kuat sehingga dia baik baik saja dan ada pula mentalnya lemah sehingga berpengaruh kepada kesehatan jiwanya “kata Nini Rabih”
Iya nini, aku paham… aku banyak mendapat pengalaman berharga dari wanita itu “kata ku”
---------------
Menjelang sore aku tiba di rumah, aku membuka kamar kesayanganku, kamar yang menjadi ruang ekspresi segala kehidupan ku.
Aku menghempaskan tubuhku diatas kasur yang sudah tidak empuk lagi, kasur yang hampir sama kumalnya dengan boneka wanita itu
Bagaimana dengan boneka panda pink ini ?
Wanita itu tidak mau boneka panda ini padahal sengaja aku beli untuknya agar bisa mengganti bonekanya yang kumal
Huuhhhh…aku memejamkan mata
Setelah pikiranku tentang wanita itu terjawab, sekarang malah pikiranku bertambah lagi dengan memikirkan nasib boneka panda pink ini…
Apakah aku harus memajang boneka panda pink ini dikamar kesayangan ku ?
Apakah boneka panda pink ini aku buang saja dibawah pohon mahoni itu ?


Ditulis Tanggal
Marulak Sinurat
19 Maret 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar