Jumat, 25 Mei 2018

-KREATIF TIDAK MERUSAK-

Masyarakat batak atau dalam tradisi lokal disebut dengan BANGSO BATAK meyakini MITOLOGI bahwa asal usul suku batak berawal dari SI RAJA BATAK.
Si Raja Batak memiliki 2 (dua) orang putra yang bernama Guru Tetea Bulan dan Si Raja Isombaon.
Guru Tetea Bulan mempunyai istri bernama si Boru Baso Burning dan memiliki 5 (lima) orang putra dan 4 (empat) putri.
Sementara Si Raja Isombaon mempunyai 3 (tiga) orang putra.
Dalam mitologi batak dijelaskan bahwa keturunan dari Guru Tetea Bulan dan Si Raja Isombaon inilah yang menyebar ke penjuru pelosok Toba (tano batak) dan nama nama dari keturunan pertama tersebut yang kelak menjadi MARGA dalam tradisi suku batak.
Garis besarnya "Leluhur orang batak ialah si Raja Batak dan marga yang terwariskan di dalam diri orang batak adalah Nama dari para leluhur itu sendiri"

Lalu coba kita lihat betapa hancur nya generasi sekarang dalam menjaga dan melestarikan MARGAnya terlebih untuk para pengguna media sosial.
Seenaknya saja mereka membuat dan menuliskan marga mereka, sungguh kacau dan tidak beradat.
Tidak hanya anak anak yang “martumbur habong” alias ABG tapi orang tua yang memang sudah tua dari segi umur dan hampir BAU TANAH pun juga ikut ikutan merusak Marga mereka.
Seharusnya orang tua bisa memberi contoh kepada anak anak ABG tentang sebuah marga tapi di era modern ini justru orang tua yang banyak memodifikasi marganya menjadi marga marga dengan ejaan huruf yang aneh aneh.

Yang lebih memprihatinkan adalah sepertinya tidak ada keluarga mereka yang mengingatkan atau melarang, atau tidak ada diantara kerabat nya yang berusaha mencoba memperbaiki kekacauan ini.
Sudah HILANG KEPEDULIAN semuanya demi sebuah status sosial yang tidak penting.
Saya pernah bertanya kepada seseorang mengapa menulis marga nya menjadi Xie-Zhuntax ?
Jawaban beliau sangat simpel, katanya itu adalah bentuk kreasi.
Bahhh…!!! maup ma tali ni timba…
Xie-Zhuntax adalah bentuk kreasi ? Kreasi apa seperti itu ?

Kreasi itu adalah kreativitas,
Kreativitas itu adalah ide
dan Ide itu adalah karya.

Kreatif itu adalah satu usaha untuk merubah atau menciptakan sesuatu lebih baik dari bentuk semula.
Contoh ide kreatif adalah :
-Merapikan kamar yang berantakan menjadi lebih baik dan rapi
-Mengolah limbah plastik menjadi barang yang berguna
-Menyadur sebuah cerita agar lebih menarik
-Menata sebuah acara agar disukai orang
-Menjadikan ember yang pecah sebagai vas bunga atau tempat sampah
-dll

KREATIF itu MEMPERBAIKI bukan MERUSAK !!!
KREATIF itu MENGOLAH bukan MENGHANCURKAN !!!

Mengganti SIMANJUNTAK menjadi XIE-ZHUNTAX atau SINURAT menjadi CHULAT bukanlah sebuah kreativitas sebab hal tersebut MERUSAK bentuk awal.
Coba kita lihat bagaimana GERAKAN MERUSAK MARGA yang sangat masif di media sosial tetapi kita semua merasa TAKUT untuk mengkritik hal tersebut, seperti contoh berikut :
-Shenouratz, Chulat, Noratz, Zinurat, dll untuk Marga Sinurat
-Chinaga, Cheenaga, dll untuk marga Sinaga
-Lubizz, Loubitz, Luebizz, dll untuk marga Lubis
-Manullank, Manoullangzz, dll untuk marga Manullang
-Chimbolons, Zimbolonz, Bolonzis, dll untuk marga Simbolon
-Charagieh, Xzaragi, dll untuk marga Saragih
-Cylalahi, Shelala, Shelalahi-e, dll untuk marga Silalahi.
-Butbuetar untuk marga Butarbutar
-Aritonank, Arietonz, A'ritonangz, dll untuk marga Aritonang
-Chehombing, Ce'ombink. Shehombieng, dll untuk marga Sihombing
-Dan masih ratusan lagi marga yang sudah di rusak oleh orang orang yang tidak menghargai budaya yang tidak sanggup untuk saya tuliskan semuanya disini seperti Cipayung, Cituepank, Manroe, Zitumorank, Ciallaganz, Cilabanzs,Gurn’s, Chiringgoe, Chiagian, TampuBIGloen, Aritonz, Simareyeeye, Ciebolu Laietz, NaviSeven, Piurba, Ci-Ra-Ite, dll.

Marga kita adalah warisan Leluhur dan Leluhur kita adalah sesuatu yang SAKRAL.
Bagaimana cara kita memperlakukan sesuatu yang Sakral ?
Apakah dengan mamele begu ?
Apakah dengan meyembah nyembah kuburan ?
Apakah dengan memberi sesajen ?
Apakah dengan memberi pangir ?
Jawabannya BUKAN !!! bukan dengan itu kita memperlakukan kesakralan itu.
Hanya dengan MENGHORMATI kesakralan itu sudah lebih dari cukup, hormati lah dan jaga dengan baik.
Coba kalian pikir pelan pelan, untuk kencing di jalan saja kita MARSANTABI “sattabi jo oppung naeng kossing au”, itu yang kalian ucapkan.
Ini Marga loh, wujud Oppung mu, wajah leluhur mu ada disitu tapi berani kalian MERUSAK !!!
Coba pikirkan…..

Jika kalian mengaku kreatif, KELOLA lah akun kalian sebaik mungkin sehingga bermanfaat bagi orang lain yang membaca nya.
Sekecil apapun manfaat yang kita berikan kepada orang lain pasti akan berguna.
Merusak Marga bukan lah sebuah kreativitas,
Merusak marga adalah merusak budaya.
Ayo kita mulai dari diri sendiri, jika kita melihat keluarga atau teman dekat kita merusak marga nya coba kita tegur dan arahkan agar ditulis selayaknya saja.
Jika satu orang diantara kita bisa memperbaiki dua orang yang RUSAK, maka akan semakin banyak KERUSAKAN MARGA yang bisa kita selamatkan.
Jika Anda setuju katakan “SATOLOP” dan mulai lah menegur orang orang tersebut.
Semoga bermanfaat


-Saya OPPUNG MITTOP-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar