Senin, 26 Desember 2016

-BELAJAR DARI ULEKAN CABE-

Seminggu menemani Mak'ek di rumah sakit membawa Aku kepada kenalan baru yang luar biasa, cerita ringan ala kadarnya tapi kadang menyimpan kesan yang mendalam.
Diantara rutinitas tidur bangun lalu tidur bangun lagi aku menyempatkan diri mengisi blog ku dengan tulisan terbaru yang secara spontan terlintas  begitu saja.

Ulekan Cabe yang istimewa....

Yahh... sebuah benda sederhana yang sangat dibutuhkan para ibu untuk menyajikan makanan yang lezat.
Ulekan cabe terdiri dari dua komponen yang sama sama penting.
Yang pertama adalah batu kecil yang kita sebut sebagai anak yang berfungsi untuk mengulek.
Lalu komponen kedua adalah batu pipih yang kita sebut sebagai induk yang berfungsi sebagai alas atau tempat cabe di ulek.
Baik antara anak dan induk sama sama saling membutuhkan,
Tidak akan pernah ada tersaji sambal balado yang nikmat jika salah satu komponen tersebut tidak lengkap.
Cabe dan bumbu dapur lainnya akan busuk sia sia jika salah satu ulekan cabe itu ada yang hilang.

Tiba tiba Aku mengambil benda sederhana bernama ulekan cabe ini sebagai bahan pelajaran.
Obrolan semalam suntuk dengan seorang keluarga pasien lah yang akhirnya membawa nalar antah berantah ku kepada benda ini.

Aku menyebut kenalan baru ku sebagai MAMA KARO,
beliau adalah pensiunan PNS, punya tanah yang luas, punya sawah dan kebun, punya ternak.
Si MAMA KARO juga bercerita jika selama karier PNS nya beliau tidak pernah makan beras catu sebab beras di rumah juga melimpah ruah.

Obrolan kami sedikit tersendat ketika si MAMA KARO berkata jika anak anak nya yang saat ini sudah punya anak masih tetap MENETEK alias menyusui kepada mereka.
Obrolan kami menjadi semakin tersendat mana kala si MAMA KARO berkata betapa bahagianya orang tua kami yang didampingi anak anak nya saat sakit sementara istri beliau yang sudah hampir seminggu opname belum pernah dikunjungi anak anak nya.

Sebagai pendengar yang baik, Aku hanya bisa berkata : "sabar mama, mungkin mereka sedang sibuk.."

Lalu si MAMA KARO melanjutkan curahan hatinya bahwa sampai saat ini mereka yang menanggung semua kebutuhan anak anak nya.
Tanah, sudah dibagi bagi...
Semua anak dibeli rumah dan modal usaha supaya bisa hidup mandiri.

Tapi selalu ada tapi nya.....

Kadang si polan beli motor baru, tapi cicilannya si MAMA KARO yang bayar, belom lagi anak perempuannya meminjam uang di bank dan lagi lagi si MAMA KARO yang membayar cicilan 2,4 juta per bulan.

Lalu dengan lembut Aku berkata : "bukan kah seharusnya mereka bisa mandiri jika sudah diberi modal usaha ?"

si MAMA KARO menjawab : "harusnya begitu, tapi untuk beli susu anak nya saja tidak punya uang,
mana mungkin Saya tega cucu Saya tidak minum susu, apapun ceritanya cucu saya adalah cucu saya, jika anak saya tidak peduli sama cucu saya mana mungkin saya tinggal diam.  Mana mungkin saya tidak bantu biaya sekolah cucu saya sementara saya adalah seorang mantan guru"

Lama sekali kami mengobrol hingga Aku bisa melihat sosok seorang Ayah yang tabah terpancar di raut wajahnya...

Aku memberanikan diri berkata :
"Mama... sekali sekali mama harus tega kepada mereka, jangan lagi kabulkan apa yang diminta mereka"

dan...obrolan kami terpotong karena si MAMI KARO memanggil dari kamar sebelah.....

Aku hanya bisa menarik nafas panjang, menghayati dan mencerna setiap kata dalam obrolan kami hingga aku mendapatkan TIGA buah pelajaran berharga yang akan aku simpan dalam sedalam-dalam nya  di lubuk hati.

1. Orang tua manapun di dunia ini akan sangat ingin dikunjungi apabila beliau sedang sakit. mulutnya mungkin berkata tidak apa apa, tapi kerinduan di batinnya pasti sangat besar.

2. Anak itu seperti ulekan cabe, kalau bisa dasar ulekan cabe itu habis, bila perlu sampai bolong sekalian.
Batu ulekan itu adalah "ANAK" dan batu pipih sebagai dasar ulekan itu adalah "ORANG TUA".
seorang anak selalu menginginkan ini dan itu dari orang tua,
Minta ini dan itu dari orang tua,
Tidak perduli orang tuanya sudah PIPIH dan HAMPIR BOLONG.

3. Orang tua juga harus belajar TEGA kepada anak.
Aku memberi tanda kutip begini "SIKSA LAH ANAK ITU, TAPI AWASI DARI BELAKANG"
Seorang anak tidak akan mati hanya karena tidak diberi makan.
Selama manusia hidup maka naluri untuk makan akan memaksa seseorang makan apa saja.
Rasa sayang orang tua tidak harus memberi kebun sawit 2 hektar,
Tidak harus membangun rumah besar.

KEBODOHAN seorang ANAK adalah menganggap orang tuanya LADANG BERMINYAK YANG EMPUK sementara disisi lain KESALAHAN ORANG TUA adalah menganggap ANAK nya akan MATI jika tidak diberi "MAKAN"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar