-PETAI DAN FILOSOFI-

Sebagai penggemar petai, saya sering terkagum kagum dengan makanan yang bau ini.

Setidaknya sekali dalam seminggu saya harus memakan petai supaya kekaguman saya terobati.

Sangkin seringnya makan petai saya sampai menemukan dua hal spesial dalam petai yang sangat relevan dalam kehidupan manusia.

Kedua hal tersebut manjadi simpulan filosofi dari petai

1. BAU TAPI DICARI.
✅Sekalipun petai bau, tetapi sangat digemari sebagai makanan penambah nafsu makan.
Dalam kehidupan sehari hari persamaan bau petai ini dapat dengan mudah kita temukan.
Adakalanya seseorang yang dianggap tidak berguna justru sangat dibutuhkan keberadaanya.
Tidak ada kehidupan yang bahagia tanpa disokong oleh orang orang yang anda anggap terbuang.
Kadang kita tidak memperdulikan seseorang dari latar belakangnya SAAT DIA KITA BUTUHKAN.
Kita sudah tau seseorang itu jorok dan bau tapi kita abaikan karena kita sedang membutuhkan tenaganya untuk mencapai kenikmatan kita dan saat kita sudah mencapai kenikmatan itu maka dengan gampangnya mulut kita berkata "KAU BAU"

2. ULAT
✅Ulat yang ada didalam buah petai tidak pernah datang dari luar, ulat itu ada di dalam.
Dengan kata lain Petai itu rusak dari dalam, bukan dari luar.
Demikian juga hidup kita, segala sumber kerusakan itu berasal dari dalam.
Misalnya saja masalah Agama, yang membuat kehidupan beragama kita kacau bukan faktor external melainkan faktor internal.
Agama kita dikacaukan oleh hati kita masing masing, bukan oleh orang lain yang berada diluar agama kita.
Begitu pun kehidupan pribadi kita, yang merusak itu bukan orang lain tapi hati kita sendiri.
Jadi supaya hati kita tidak rusak maka kita harus pastikan TIDAK ADA ULAT yang bersemayam didalam hati kita.

-----%-----%-----%------

Semoga filosofi petai ini berguna dan bermanfaat

Anda tidak perlu menjadi manusia yang sempurna untuk bisa membuat filosofi sendiri dari apa yang anda lihat.

Selagi anda masih bisa mengambil sebuah pelajaran berharga dari apa yang anda lihat, LAKUKAN lah.

Jangan pernah takut dikatakan SOK SEMPURNA oleh orang orang karena anda berani menuliskan ungkapan hati anda tentang kehidupan.

Jika anda SEMPURNA, bukan Manusia namanya.

Setuju..... ?

27 Desember 2017
Marulak Sinurat