Senin, 02 Januari 2017

-TEROMPET KAFIR, ANTARA KESEMPURNAAN SURGAWI YANG MENINGKAT DAN SENTIMEN KELOMPOK-

Setelah spanduk HARAM mengucapkan selamat natal kini giliran spanduk HARAM menggunakan Terompet Tahun Baru yang bertebaran, alasan "Budaya Yahudi" tentu saja membuat orang berpemahaman rendah seperti Saya bingung total.
Sebenarnya jika kita bicara masalah budaya, hampir semua yang kita gunakan dalam kehidupan sehari hari juga adalah Budaya Serapan dari negara lain.
Ambil Saja contoh Sendok dan Garpu yang merupakan budaya barat tapi digunakan setiap hari di Indonesia.
Contoh lainnya adalah pakaian yang saat ini kita gunakan adalah budaya barat yang kita adopsi sehingga menjadi pakaian modern yang bisa menutup seluruh tubuh kita.
Lalu Saya coba melambungkan angan Saya ke masa lalu, sekitar tahun 80-90an juga anak anak menggunakan terompet saat hari hari tertentu, tapi mengapa tidak ada larangan ya ?
masih ingat kreativitas anak anak jaman dulu bukan ?
Anak anak jaman dulu membuat Terompet dari JANUR KUNING yang digulung sedemikian rupa karena keterbatasan ekonomi.
Berbeda dengan Terompet jaman sekarang yang terbuat dari kertas warna warni.
Namun baik Terompet Janur Kuning maupun Terompet kertas sama sama diberi nama TEROMPET.
Cara meniup dan bunyi suara nya juga SAMA.
Pertanyaanya adalah mengapa larangan menggunakan Terompet baru muncul pada tahun 2016 ?
Sebuah benda bernama terompet akhirnya memunculkan DUA buah pertanyaan
1. APAKAH PEMAHAMAN KE-SURGAWIAN ORANG ORANG YANG MENINGKAT ? atau
2. SENTIMEN KELOMPOK TERTENTU DENGAN SEBUAH MOMENT BERNAMA PERGANTIAN TAHUN ?
Jika pemahaman dan ILMU SURGAWI yang meningkat pesat, apakah nenek moyang kita adalah orang yang tidak paham dengan Agama ?
Ahhh.... untuk menjawab pertanyaan ini Saya biarkan RUMPUT YANG BERGOYANG menjawab nya secara alami.
Tapi....
Eehhhmmm... jika pelarangan ini hanya masalah SENTIMEN KELOMPOK, Saya rasa perlu kita lihat dan kita sadari beberapa hal berikut :
1. Siapakah yang membuat terompet ?
2. Siapakah yang menjual terompet ?
3. Siapa kira kira yang memainkan terompet ?
Saya rasa jika ketiga hal ini dijawab dengan jujur, maka spanduk larangan menggunakan terompet adalah sebuah kekeliruan.
Di Indonesia, orang orang SURGAWI mengatakan kristen itu adalah YAHUDI, padahal YAHUDI itu berbeda dengan KRISTEN.
Begitulah kira kira kehebatan orang orang surgawi yang PERASAAN lebih tau tentang satu hal bahkan LEBIH MERASA TAU dari orang yang bersangkutan.
Lalu mengenai terompet tahun baru, sebenarnya jika kelompok kelompok tertentu mau melihat dengan MATA JERNIH hampir tidak ada orang Kristen yang memainkan terompet di malam pergantian tahun.
Tradisi orang kristen dalam pergantian tahun BUKAN PERAYAAN melainkan INTROSPEKSI.
Setiap tanggal 31 Desember dari jam 7 malam umat kristen sudah ke gereja untuk ibadah penghujung tahun.
Lalu pulang dari gereja sekitar jam 10 malam semua keluarga berkumpul di rumah sambil menunggu lonceng gereja.
Lalu tepat pergantian tahun jam 00.00 Wib masing masing keluarga melakukan Ibadah pergantian tahun di rumah masing masing.
Ada moment bernyanyi, berdoa, maaf maaf-an dan MANDOK HATA.
Jika keluarga nya kecil, biasanya satu jam selesai.
Tapi jika keluarga besar, bisa sampai jam 3 pagi belum selesai juga acaranya.
Jadi salah besar jika ada yang berpikir kami melakukan TEROMPETNISASI di Indonesia.
Lalu.... bagaimana mungkin sebuah terompet bisa menjadi Kafir ?

copyright 2017 - Marulak Sinurat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar