Senin, 13 Maret 2017

-BAYAR = RAJA-

Pagi tadi di warung sarapan langganan terjadi sedikit perdebatan.
disaat pembeli ramai datang lah dua orang PRIA MENTEL membeli sarapan,
posisi keduanya tetap berada di atas Kereta (sepeda motor) di depan warung sambil berkata : “ kak bungkus dua”

Saya melihat wajah kakak yang jualan serba salah, Saya sangat paham siapa yang jualan karena sudah lebih dari 8 tahun saya langganan dengan beliau.

Dalam hati mungkin kakak itu berpikir : “tidak dikasi nanti dikata menolak rejeki, dikasi kok kesannya angkuh sekali itu anak”

Sambil si kakak melayani dua orang pria mentel itu, masuk lah seorang wanita karyawan perusahaan Sarung Tangan, langsung Duduk….

Belum sampai satu menit wanita itu langsung berkata dengan muka cemberut dan masam : “Kak cepat lah, terlambat…”

Spontan Saya langsung bilang : “kau tidak lihat kakak itu masih menyelesaikan pembeli yang di kereta itu ?”

Wanita itu menjawab : “Terlambat bang “

Saya kata : “kau yang terlambat kenapa jadi orang lain yang kau paksa cepat, belum satu menit kau disini sudah berkerut muka kau”

Dia jawab lagi : “jadi kekmana bang terlambat”

Saya kata : “Pabrik kau masuk jam 7, kau sarapan jam 7 kurang 10 menit, lalu kau paksakan kehendak kau untuk dilayani secepat mungkin ? menurut kau sudah pantas begitu ? atur lah waktu kau biar jangan terlambat.
Kau tidak kasihan sama yang jualan ? kalau kau jadi kakak itu gimana ?

Langsung lain wajah wanita itu…Berubah air mukanya...

Lalu sambil beranjak pergi, Saya katakan sekali lagi kalimat penutup agar dia bisa paham :
“6000 perak nya jajan kau disini tapi minta dilayani seperti raja,
Raja Salman aja datang ke Indonesia mengeluarkan biaya ratusan milyar tidak minta dilayani seperti kau”

Huhhh… Saya tarik nafas dulu……

Sambil menuliskan true story ini Saya berpikir memang benar kadang kadang manusia itu tidak paham sudah benarkah dia menuntut sesuatu ?

Orang yang tidak bisa mengatur waktu kapan bangun, kapan bersolek, kapan sarapan malah menuntut dilayani secepat mungkin padahal kesalahan ada di pihak dia tapi dalam pandangan nya seolah olah orang lain itu yang tidak maksimal melayani dia.

Sudut pandang yang KERDIL akan melahirkan manusia manusia dengan pola pikir “BAYAR = RAJA”.

Apakah kalian pernah melihat seorang penumpang angkot dengan angkuhnya melempar ongkos ke supir ?
mungkin dia berpikir “saya kan bayar” makanya dia merasa seperti Raja.
Cuma 4000 perak nya ongkos kita tapi harus kah kita lemparkan begitu Saja ke supir ?
apakah kalau sudah bayar tidak bisa lagi senyum ?
apakah kalau sudah bayar tidak bisa lagi merngatakan “makasih”?
Mungkin Anda salah seorang yang suka melempar uang ke supir angkot, sekali sekali coba tarik ke diri Anda jika Anda yang jadi supir bagaimana ?
diluar sana orang kemana mana naik taxi dan naik pesawat tapi biasa biasa saja, mereka tetap ramah dan rendah hati.
kalau kita turun lalu kasi ongkos sambil berkata “makasih” supirnya pun akan tersenyum bahagia, kalau supir sudah bahagia secara otomatis dia akan menikmati perjalanan hari itu, semoga selamat sampai ke tujuan.

Di kos kosan juga begitu, rumus BAYAR = RAJA berlaku,
itu sebab kamar mandi di kos kosan penuh dengan SOFTEX dan berbagai jenis bungkus bungkusan.
Karena mereka berpikir “Saya kan bayar 300.000, bukan urusan anak kos masalah sampah”.
Baru 300.000 sebulan sudah sombong, diluar sana orang menghabiskan sewa kamar hotel 800.000 satu malam tetap menjaga kebersihan.

Orang bermobil juga begitu kadang kadang, baru mobil Inova yang dia naiki itu pun inventaris kantor, tapi kalau beli apa apa lagaknya minta ampun, tidak mau lagi turun dari mobil, mungkin dia takut kulitnya terbakar.
Serius sangat tidak sopan Anda membeli sebungkus rokok atau sebotol air mineral dengan posisi masih di dalam mobil.
Pedagang itu juga manusia loh, pedagang juga punya harga diri, bukan Anda yang ber mobil saja yang punya harga diri.
Kadang begitu, padahal di luar sana orang bermobil Fortuner milik sendiri saja masih mau turun dari mobilnya.

Tapi kadang kita manusia lupa satu hal “Saat kita MENINGGIKAN diri sebenarnya saat itu pula kita MERENDAHKAH diri kita”
Teorinya seperti itu, saat seorag pembeli sarapan meninggikan dirinya dengan memaksa penjual melayaninya secepat mungkin, maka saat itu pula sebenarnya dia merendahkan dirinya sendiri sebab secara tidak langsung dia berkata “Saya selalu bangun kesiangan dan Saya tidak bisa mengatur hidup saya”

Baiklah teman, semoga bisa diambil manfaatnya.

Sebelum Anda berkata PERLAKUKAN AKU SEPERTI MANUSIA seharus nya Anda bertanya pada diri sendiri SUDAH KAH SAYA MEMPERLAKUKAN ORANG LAIN MENJADI MANUSIA ?

Saya Marulak Sinurat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar