Kamis, 23 Februari 2017

-ALDI SIBARANI & MOTTO ANAKKON HI DO HAMORAON DIAU YANG HILANG DARI HATI-

Dalam minggu ini perhatian nitizen tercurah kepada kasus hilangnya seorang bocah 10 tahun di Desa Aek Lung, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbahas yang akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal.

Perhatian nitizen lebih terkuras lagi mana kala Polisi mengumumkan bahwa pembunuh bocah ini adalah Ayah kandungnya sendiri.
Sepertinya tidak ada seorang pun nitizen yang tidak marah melihat perbuatan Ayah ini.
Sebagian pasangan suami istri yang belum dikaruniahi anak malah mengelus dada mana kala mereka belum memiliki keturunan tapi disana dengan mudahnya seorang Ayah membunuh anaknya.

Saya harus membaca banyak sekali sumber berita mengenai peristiwa ini sebelum menuliskan isi hati Saya hingga Saya menyimpulkan bahwa pelaku pembunuhan ini tidak memahami sepenuhnya arti Motto Suku Batak yang berbunyi "Anakkon hi do hamoraon di au".

Anak adalah anugerah tertinggi dalam sebuah rumah tangga,
anak adalah titipan Yang Maha Kuasa untuk dirawat dan dilindungi.
Lebih spesifik lagi dalam masyarakat batak, Anak adalah HAMORAON / KEKAYAAN yang tidak dapat dinilai melebihi apapun.
Itu sebabnya Penggubah lagu legendaris batak Nahum Situmorang mengabadikan motto ini kedalam sebuah lagu  yang menjadi abadi dalam kehidupan masyarakat batak.
Lagu itu mempertegas bahwa orang tua harus bekerja keras dan mengesampingkan hal-hal yang kurang penting dalam kehidupan seperti barang mewah, perhiasan ataupun berpelesiran untuk lebih mengutamakan pendidikan sang anak.
Jika anak adalah HAMORAON lalu mengapa masih ada terjadi kekerasan terhadap anak ?
Bukankah harusnya HAMORAON itu dijaga dan dilindungi.

Peristiwa ini tentunya MENAMPAR wajah ribuan orang yang memiliki temperamen super tinggi dalam rumah tangga.
Seharusnya baik suami ataupun istri bisa mengontrol emosi masing masing sebab emosi yang berlebihan akan berdampak negatif pada kehidupan rumah tangga terlebih kepada anak anak.
banyak pasangan suami istri yang mengabaikan hal hal kecil semacam emosi dan komunikasi yang akhirnya membesar menjadi perselisihan rumah tangga.
Diawali dari TIDAK ADA KOMUNIKASI  YANG BAIK dan diakhiri dengan EMOSI YANG BERLEBIHAN berujung pada MENGABAIKAN HAK ANAK untuk dilindungi.
Jika suami istri komunikasinya baik maka tidak akan pernah ada Emosi dalam rumah tangga sebab semuanya dibicarakan sebaik mungkin dari hati ke hati,
hal ini akan berbanding lurus dengan kondisi psikologis anak yang positif. Emosi itu berada di Kepala, jadi seorang suami jangan pakai kepala saat berkomunikasi dengan istri, Gunakan lah HATI agar "bibit bibit emosi" itu bisa menjadi sejuk.

Tiba tiba Saya merenung dalam sekali......
Dalam sekali menyusup kedalam gelapnya makam si kecil Aldi,
hati ku berkata "Sedang apakah engkau di alam sana adik Aldi ?"

Tiba tiba Saya ingin berbisik.....
ingin berbisik ke telinga Ayah Aldi, tapi bagaimana caranya Saya membisikkan isi hati ini ?
Tengah malam saat Saya menuliskan ini, Saya membuka jendela kamar Lalu memanggil Angin malam agar menghantarkan bisikan hati kepada Ayah Aldi "KAMU TELAH MEMBUNUH SATU SUNDUT MARGA SIBARANI DAN KAMU AKAN MENJADI ORANG YANG PALING RUGI DI DUNIA INI SEBAB SATU GENERASI PEMBAWA NAMA MU SUDAH MUSNAH DARI MUKA BUMI"  
Tenang lah di alam sana Adik kecil Aldi Sibarani, dalam pangkuan Allah Bapa di surga, Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar