Selasa, 15 November 2016

-AHOK dan PERSPEKTIF GEMA DALAM ILMU FISIKA-

Dalam ilmu Fisika GEMA di definisi kan sebagai pantulan bunyi.
Berkaitan dengan ruang gema tersebut, apa pun bunyi dan suara yang diperdengarkan akan dikembalikan/dipantulkan dengan bunyi yang sama. 
Contoh : bunyi “TONG” yang disuarakan akan menghasilkan Gema yang sama yaitu “TONG”, tidak akan pernah bunyi “TONG” yang didengungkan memantulkan suara “TENG”.
----------00----------00----------00----------

Kasus yang menimpa Ahok menarik minat Saya untuk melihat sisi lain dari Ahok dalam perspektif ilmu fisika.  
Saya tidak akan membahas substansi Agama sebab Saya bukan pakar Agama, Saya hanya berkesimpulan bahwa apapun yang dilakukan manusia dalam hidupnya di dunia ini tidak akan bisa lepas dari ilmu pasti Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.

Tuduhan mengenai Ahok sebagai PENISTA AGAMA biarlah menjadi bagian dari kewibawaan pemerintah dalam menyikapi dan menyelesaikan satu permasalahan dan kita percayakan saja kepada pemerintah tanpa intervensi dari siapa pun.
Hanya saja akar permasalahan “Ahok si Penista Agama” yang dilupakan orang orang, semua ter fokus kepada PENISTAAN semata dan tentunya momentum Pidato Kepulauan Seribu menjadi kekuatan besar untuk menghakimi bahwa Ahok adalah penista agama.

Tapi pernahkah kita berpikir mengapa Ahok sampai keceplosan mengucapkan kata kata yang dianggap menghina dan menista tersebut ? 
Bukankah dari hari pertama Ahok muncul di Jakarta sudah DISERANG DENGAN ISSUE AGAMA ? 
Bukankah sudah beratus ratus kali atau bahkan beribu ribu kali Ahok diteriaki  KAFIR ?
Bukankah sudah berkali kali Ahok di demo HARAM jauh sebelum pidato kepulauan seribu menjadi HOT ?
Apakah kita melupakan bahwa sejak tahun 2012 sudah sering teriakan HARAM dan KAFIR dialamatkan kepada Ahok ?
Televisi menyiarkan, media sosial memberitakan, video video youtube berisi pidato haram dan kafir untuk Ahok, apa kita melupakan itu semua ?
Bukankah segala usaha sudah dilakukan untuk menyingkirkan Ahok ?
Bukankah gerakan YANG PENTING BUKAN AHOK sudah sangat nyata jauh sebelum klimaks perlawanan ?

Ahok juga manusia biasa yang punya alam bawah sadar, alam yang menyimpan segala kenangan.
Alam bawah sadar adalah alam memori yang akan memunculkan ingatan ingatan dalam bentuk perkataan ataupun visual. 
Pada titik tertentu kita juga akan melontarkan kalimat yang sama dengan apa yang selalu diteriakkan orang lain terhadap diri kita.
TITIK TERTENTU yang semua insane di dunia ini memilikinya. 

Dalam kehidupan sehari hari, seorang wanita yang bekerja di club malam akan mendapat teriakan teriakan dari para tetangga sebagai PELACUR. 
Padahal si wanita hanya bekerja untuk menafkahi diri dan keluarganya, dia juga tentunya akan menyesuaikan penampilannya dengan jenis pekerjaannya. 
Lantas ber Hak kah kita meneriaki beliau PELACUR ? dan jika dalam titik kesabaran tertentu si wanita balik berkata “Kalian yang Pelacur” apakah kita akan marah ?

Seorang Anak yang di duga keturunan PKI setiap hari kita teriaki “Anak PKI”, lantas pada titik tertentu si Anak berkata “Kau yang PKI” apakah kita akan marah ?

Seorang anak pembunuh setiap hari kita teriaki “Anak Pembunuh”, lantas pada titik tertentu si anak berkata “Ku Bunuh Kau” apakah kita akan marah ?

Seorang siswa yang selalu kita teriaki “Siswa Bodoh”, lantas pada titik tertentu si siswa berkata “kau yang Bodoh” apakah kita akan marah ? 

Dalam sebuah perusahaan seorang mandor yang setiap hari diteriaki “Penjilat” oleh anggotanya, lantas pada titik tertentu si mandor berkata “Kalian yang Penjilat” apakah kita akan marah ?

Ahok adalah Rumus Gema dalam ilmu Fisika.
Dalam batas kapasitas beliau sebagai manusia yang tidak sempurna segala memori dalam alam bawah sadarnya akan muncul secara spontan. 

Ahok sama seperti kita, sama sama manusia dan sama sama menyimpan ilmu fisika dalam alam bawah sadar kita. Ilmu fisika yang akan bergema memantulkan apa yang diucapkan orang kepada kita. 

Itu sebabnya orang tua selalu mendidik anak anaknya dengan bahasa dan perkataan yang baik dan benar agar segala kebaikan itu tersimpan dibawah alam sadar anak nya dan secara otomatis akan terlontar kelak dalam bentuk Gema Kebaikan.

Jika kita mengatakan Damai… Damai… dan Damai setiap hari maka perkataan itu akan tersimpan di alam bawah sadar kita dan akan terpantul juga dalam bentuk Gema Damai. 
Sebaliknya jika kita berkata Bunuh… Bunuh… dan Bunuh setiap hari maka perkataan itu akan tersimpan di alam bawah sadar kita dan akan terpantul juga dalam bentuk Gema Pembunuhan. 

GEMA itu Ilmu pasti
GEMA itu memantulan suara dari bunyi yang sama
GEMA itu refleksi kehidupan 
GEMA itu adalah cermin

Mari memandang satu masalah dari berbagai sisi agar adil sebab sama seperti sebuah gedung pencakar langit dimana orang orang akan terpesona dengan puncak gedung tapi melupakan pondasi gedung adalah bagian yang paling penting. 

“jika Saya punya uang 1 milliard dan membagikannya kepada 1000 orang maka uang tersebut akan habis dalam waktu sebulan dan setelah itu tidak ada manfaatnya, tetapi jika Saya merubah dan membenahi birokrasi Pemerintahan maka seumur hidup masyarakat akan menikmatinya” -Basuki Tjahaja Purnama-

SATU INDONESIA SELALU !!!!
NO SARA, NO DISKRIMINASI





Tidak ada komentar:

Posting Komentar