Sabtu, 26 November 2016

-SIBANGGOR yang EKSOTIS-

Horas tondi madingin akka dongan !!!
Sekarang kita mau bernostalgia dengan Mandailing, selamat “kembali ke masa lalu” ya akka dongan

Desa Sibanggor adalah salah satu desa adat yang berada di kecamatan Puncak Sorik Marapi kabupaten Mandailing Natal.
Desa ini terasa sangat alami dan tenang, rumah warga juga masih rumah adat dengan atap ijuk sama seperti puak batak lainnya yang memang menggunakan ijuk sebagai atap rumah.
Ijuk memiliki banyak kelebihan dibanding Rumbia sebab ijuk tidak busuk, tahan panas dan tidak disukai rayap.
Selain itu masyarakat Desa Sibanggor memilih ijuk sebagai atap rumah karena di desa ini sering turun hujan belerang.
Desa Sibanggor ini terdiri dari tiga bagian yaitu Sibanggor Jae (depan), Sibanggor Tonga (tengah) dan Sibanggor Julu (ujung).

Nama desa Sibanggor berasal dari bahasa Mandailing yang artinya hangat hangat kuku.
desa ini dialiri oleh sungai (Aek) Milas yang air nya hangat sebab bersumber dari Gunung Sorik Marapi.
Desa ini adalah desa terakhir di kaki gunung Sorik Marapi.

Desa Sibanggor adalah salah satu desa paling eksotis di wilayah selatan Sumatra Utara.
Dahulu kala desa ini sama seperti desa adat lainnya di tanah batak yang memiliki kearifan lokal demi menjunjung tinggi nilai nilai adat istiadat.
Misalnya sebagai contoh cara berpacaran muda mudi, di desa ini dulunya para muda mudi yang sedang jatuh cinta akan menggunakan media daun daunan sebagai bahasa komunikasi atau disebut “hata bulung bulung”.
Seorang pria yang sedang jatuh hati kepada wanita pujaannya akan mengirimkan “surat cinta” yang terdiri dari “bulung bulung”.
Jika misalnya si pria mengirimkan bulung hadungdung bersama dengan bulung sitata, bulung sitanggis, bulung sitarak dan bulung podom podom, itu artinya si pemuda mengatakan begini : “dung hita marsarak jolo tangis au anso modom” yang artinya “setelah kita berpisah, menangis saya dahulu baru bisa tidur”.
So sweeeetttt…. romantis ya…..

Lalu jika sepasang muda mudi sudah bergelora sekali hasratnya untuk bercakap cakap secara langsung maka mereka melakukan dengan cara “Markusip”.
“Markusip” di selatan berbeda artinya dengan “Marhusip” di toba. Jika di Toba “Marhusip” merupakan satu rangkaian dari sebuah proses pernikahan (tahapan menuju pernikahan).
Markusip yang dimaksud pada peradapan masa lalu di selatan ini adalah seorang pemuda yang mendatangi rumah pacarnya untuk bercerita (marnonang) yang dilakukan pada malam hari.
Si pemuda mendatangi rumah wanita pujaannya lalu membangunkan si wanita seraya berbisik dari balik dinding agar tidak diketahui orang lain.

Tapi sebagian tradisi lisan itu sudah lenyap oleh modernisasi, pun demikian tradisi lainnya masih dipertahankan di desa ini termasuk mempertahankan bentuk rumah yang dari dulu sampai sekarang diusahakan sama.

Aduhhh…. Cantiknya Desa Sibanggor ini, Admin jadi pengen FOTO PREWEDDING disini… romantis sekali…

Mana suaranya Mandailing, yang merantau di kota ingat pulang dan ingat mengunjungi desa eksotis ini…

Horas Tondi Madingin, Pir Tondi Matogu
#wonderfulIndonesia
#pesonaIndonesia
#AmazingMandailing
#AmazingBatak
#BonaPasogit
#PariwisataSumatraUtara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar