Minggu, 27 November 2016

-KISAH SEEKOR TIKUS-

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam : “Hmmm…makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar ?”
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju lobang dan berteriak, “Ada Perangkap Tikus di rumah !!! woiii…dirumah sekarang ada perangkap tikus !!!”..
Tikus itu mendatangi ayam dan berteriak, “Ada perangkap tikus dirumah”..
Sang Ayam berkata : “Tuan Tikus…, Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku, tidak ada hubungannya dengan kelanjutan hidup kami bangsa ayam ini”
Tikus itu lalu pergi menemui seekor Kambing dan menceritakan bahwa dirumah ada perangkap tikus.
Lalu sang Kambing pun berkata, “Aku turut bersimpati.. . tapi maaf, tidak ada yang bisa aku lakukan sebab perangkap itu tidak dibuat untuk kami bangsa kambing”
Tikus lalu menemui Sapi dan menceritakan perangkap tikus itu. Ia mendapat jawaban sama dari Sapi :”Maafkan aku, Tapi perangkap tikus itu sama sekali  tidak berbahaya untuk bangsa Sapi”
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular dan menceritakan mengenai perangkap tikus itu, Sang ular berkata : “Ahhh…Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai kaum kami”
Semua jawaban sama…..
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya yang berbunyi. Menandakan perangkapnya telah memakan korban.
Namun ketika melihat perangkap tikusnya, seekor ular berbisa telah terjebak di sana.
Ekor ular yang terjepit membuatnya semakin ganas dan menyerang istri si Petani.
Walaupun si suami berhasil membunuh ular tersebut, namun si istri sempat tergigit dan teracuni oleh bisa ular tersebut. si suami harus membawa istrinya segera ke rumah sakit.
Setelah beberapa hari di rumah sakit, si istri sudah diperbolehkan pulang. Namun selang beberapa hari kemudian demam tinggi yang tak turun-turun juga.
Atas saran kerabatnya, ia membuatkan isterinya sup ayam untuk menurunkan demamnya.
Semakin hari bukannya semakin sembuh, justru semakin tinggi demam isterinya.
Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. lalu si suami menyembelih kambingnya untuk diambil hatinya.
Masih juga istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.
Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman,Sehingga ia harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi di rumah itu.
Pelajaran dari kisah di atas adalah :
“suatu ketika Anda akan mendengar seseorang sedang dalam kesulitan atau masalah dan Anda mengira itu bukan urusan Anda, maka pikirkanlah sekali lagi”.
semoga bermanfaat ya...
copyright 2016 - Marulak Sinurat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar