Rabu, 19 Oktober 2016

-HINAAN ADALAH VITAMIN-

***Tulisan ini Saya persembahkan khusu untuk Bapa Uda Panahatan Tambunan

Menurut Wikipedia UCAPAN KEBENCIAN adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh satu Individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek.

UCAPAN KEBENCIAN berpotensi menyebabkan pertengkaran, keributan, bahkan peperangan. Banyak kasus keributan diawali dari UCAPAN KEBENCIAN di Media Sosial.

Dalam konteks perselisihan yang terjadi (***saya tidak usah sebut secara detail, marsibotoan ma hita saluhut na) akhirnya memunculkan dua kubu yang sama sama mempertahankan pendapat masing masing.

Perlu digaris bawahi sejak masalah ini muncul telah terjadi “SALAH SET” dari oknum oknum tertentu yang  kurang bijaksana.
KURANG BIJAKSANA yang Saya maksud adalah pilihan oknum tersebut menggunakan  MEDIA SOSIAL sebagai PENYELESAIAN MASALAH TANPA SOLUSI.
Seharusnya HOLAN ADONG SADA PINGGAN NA MALUTIK langsung dibicarakan baik baik, boleh face to face, boleh urun rembuk, boleh pula meminta mediasi natua tua, atau bila perlu meminta JASA pihak ketiga agar semuanya jelas dan dapat diselesaikan dengan baik. 
Masalah ini menjadi rumit karena sudah terlanjur di blow-up besar besaran di Media Sosial.
Jika masalah blow-up media sosial ini kita kritik jawaban dari oknum oknum yang bersangkutan sangat simpel “INI PUBLIKASI, AGAR SEMUA POMPARAN SILAHISABUNGAN TAU APA YANG TERJADI”. 

Wooouuu… Sesimpel itu kah pola pikir kita ? 
pertanyaan Saya , apakah tahun 80-an dan 90-an ada pomparan Silahisabungan yang tidak tau kegiatan atau apapun yang terjadi di punguan ? apakah pernah terganggu aktivitas informasi di tahun 80-an dan 90-an atau mungkin tahun 70-an ?
tidak pernah ada pomparan Silahisabungan yang ketinggalan informasi dan agenda apapun di punguan padahal tahun 80-an tidak ada FB. Mengapa ? karena pola informasi yang dipakai adalah Musyawarah dalam setiap parpunguan disetiap wilayah.
Jika FB kita anggap sebagai pemberi informasi harus nya dari 50 tahun yang lalu pun kita tidak saling kenal bukan ?
Sama seperti di dunia kerja, saat seorang mandor menegur anggotanya “kenapa bawa HP ke ruang produksi ?” jawaban anggotanya adalah “mana tau ada kabar penting dari kampung”.
Sesimpel itukah jawaban ? memangnya tahun 70-an sudah ada HP ya ? tapi dari dulu kita tidak pernah ketinggalan kabar apapun dari kampung halaman. 
Manfaatkan lah Teknologi pada porsi yang tepat, untuk silaturahmi bukan untuk menebar kebencian.
Salah besar jika ada oknum yang mempublish bahkan memprovokasi masalah yang sensitive dan intern di Media Sosial. 

Lalu kita bergeser sedikit dari POLA INFORMASI ke POLA KOMUNIKASI.
Informasi yang sudah DIPANASKAN dan DIDRAMATISIR telah memunculkan orang orang yang tidak memahami etika komunikasi, RATA sudah SEMUANYA, RATA……..!!!
Tidak ada lagi Sopan santun, tidak ada lagi tata karma, tidak ada lagi Tutur, berlomba lomba MENGHINA dan MENCACI MAKI. 

Sebenarnya, pada awalnya lebih dari 50% pomparan Silahisabungan hanya sebagai PENONTON dalam PERTUNJUKAN DRAMA ini, namun Besarnya gelombang CACI MAKI kepada bapa uda Panahatan Tambunan memunculkan keingin tahuan dari para penonton untuk mencari tau SIAP, APA DAN MENGAPA dengan bapa uda Panahatan Tambunan.
Mengapa orang orang menuduh beliau ?
Mengapa orang orang mencaci maki beliau ?
Mengapa mereka menghakimi beliau lebih dari penghakiman yang Maha Kuasa ?

Mereka menghina bapa uda Panahatan Tambunan, menyamakan uda ini dengan segala jenis buah buahan (maaf… sattabi di bapa uda)
Mereka menghina bapa uda Panahatan Tambunan, menyamakan uda ini dengan segala jenis binatang (maaf… sattabi di bapa uda)
Mereka menghina bapa uda Panahatan Tambunan, menyamakan uda ini dengan segala jenis hata rurang (maaf… sattabi di bapa uda)
Dan lebih parah lagi jadi semua Marga Silalahi yang dihina oleh mereka.
Dimana adat kita jika bapak kita sendiri kita maki maki ? coba jawab benarkah anda beradat jika anda masih mengucapkan kata kata kotor dan menyamakan MANUSIA dengan HEWAN dan TUMBUHAN ?
Kalau kalian merasa BENAR dan Uda Panahatan Tambunan SALAH harusnya kalian RANGKUL beliau , jangan malah dimaki maki dengan segala jenis makian. 
Emang kalian sudah sempurna ? emang kalian tidak punya bapak ? tidak punya mamak ?

Lalu pada akhirnya issue UTAMA apa sebenarnya yang terjadi AKAN BERGESER ke issue UCAPAN KEBENCIAN yang sangat prontal diucapkan oleh orang orang yang mau benar sendiri. 
Itulah KERUGIAN TERBESAR dalam masalah ini, sudah dibarengi dengan KEBENCIAN, sudah dibarengi dengan provokasi.

Sampai sampai uda Panahatan Tambunan membuat grup pun harus juga mendapat terror terror dari TAMU. 
Para TAMU menuduh orang lain PENCURI, tapi si TAMU SENDIRI suka “masuk ke rumah orang” lain dan membuat keributan, apakah itu sudah bijaksana ?
Luar biasa kebencian yang kalian tebarkan di media sosial. 

spesial untuk bapa uda ku Panahatan Tambunan, tetap bersabar dalam segala HINAAN, ampuni mereka yang suka menghina dan MAMBURA BURAI, jangan balaskan apa yang mereka lalukan.
HINAAN ADALAH VITAMIN bapa uda ku hasian, vitamin yang akan menguatkan bapa uda dalam segala hal.
Saya ada diantara 50% PENONTON yang awalnya NETRAL tapi menjatuhkan pilihan dan dukungan untuk bapa uda, sebab apa ? sebab akan kelihatan POHON DARI BUAH nya. 

Mari pomparan Silahisabungan STOP MENEBAR KEBENCIAN !!!
Untuk anak anak muda, jangan tiru orang tua kita yang memiliki MULUT TIDAK TERPELIHARA, dalam setiap masalah jangan bawa emosi dan caci maki.

SIAPA YANG MENCACI DAN MENGHINA AKAN KALAH DALAM HAL APAPUN.

Tangiang ma sian au tu Bapa Uda Panahatan Tambunan

Saya sampai tuliskan catatan ini di blog pribadi saya sebagai apresiasi untuk bapa uda.
Horas ma bapa.. sehat selalu bapa uda disana, Tuhan memberkati … Amin !!!

19 Oktober 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar