Kamis, 13 Oktober 2016

-WANITA TIDAK INGIN DI PERKOSA-

Perdebatan saya dengan seorang anonim disebuah forum online mengenai kasus Yuyun Bengkulu beberapa waktu yang lalu seputar masalah hukuman yang layak untuk ke 14 orang tersangka. 
Banyak pendapat yang mengatakan para pelaku harus dihukum mati, hukuman seumur hidup dan hukuman kebiri.
Saat masuk pada forum itu saya tidak membahas masalah hukuman melainkan Saya beri sindiran yang Saya alamatkan kepada para pengacara negeri ini yang biasanya akan berlomba lomba masuk kesatu perkara populer. 
Bukankah bukan rahasia lagi kalau banyak profesi yang demikian akan sangat bergairah jika ada kasus yang punya nilai jual ? kembali saya serahkan kepada rumput yang bergoyang untuk menjawabnya.
Saat itu saya menuliskan kritikan “sudah jelas jelas bersalah pun masih saja nantinya para pengacara berlomba lomba membentuk team pembela untuk para pelaku”.  
dan inilah awal perdebatan sedikit hot antara Saya dan anonim.
Saya berpikir mungkin si anonim adalah mahasiswa hukum atau mungkin sudah berprofesi sebagai praktisi hukum sehingga dia keberatan dengan sindiran Saya, tapi sayangnya dia bukan penggemar bahasa Indonesia yang baik sehingga dia tidak memahami apa yang saya maksud. 

Tersangka memiliki Hak Azasi Manusia sebagai oknum yang dilindungi, Yess !!! Saya Setuju !!!
Tersangka memiliki Hak pendapingan dari kuasa Hukum, Yess !!! Saya Setuju !!!
Saya paham itu dan Saya setuju, Agreed ...
yang saya maksud adalah sudah tau ada manusia pembunuh keji  (benar benar nyata dan tidak fitnah) tidak usah lah lagi berbondong bondong pengacara mendampingi si pelaku karena kasusnya sedang hot dan mendunia dengan harapan namanya melambung, biarkan saja si pelaku mendapat pendapingan standar dari pihak berwajib sebagai pengontrol.
Anda harus ingat tragedi bocah Bali yang memberikan pemandangan nyata bagai mana kekuatan para pembela tersangka dalam team berkelas bintang lima.
Orang pintar memang hebat, berbicara dengan undang undang dan angka angka sementara masyarakat berbicara dengan HATI, disitu bedanya.

Kalau kalian lihat air mata orang tua Yuyun apa yang kalian rasakan ? 
Kalian pernah dengan Ayah Yuyun berkata “Utang beras 8 kilo di warung, harus dikembalikan 8 kilo juga, kalau dikembalikan 6 kilo berarti salah satu pihak sudah rugi”.
Kalau kalian jadi orang tua balita 2.5 tahun di Bogor bagaimana ?
Kalau kalian jadi orang tua kasus gagang pacul Tangerang bagaimana ?

Kalian bisa saja membela… membela dan membela para pelaku tindak kejahatan sebab kalian memegang KITAB SUCI UNDANG UNDANG di negara ini yang memang mengatur itu, tidak ada yang salah memang, kalian yang pintar tentang ilmu hukum tidak akan pernah salah, tapi Saya ingin “colek” sedikit sisi kemanusiaan kalian… jika keluarga kalian yang jadi korban bagaimana ? 
Memangnya para pelaku pembunuhan dan pemerkosaan ini pernah berpikir sakitnya yang dirasakan korban ? memangnya mereka pernah berpikir sakitnya derita keluarga korban ? mereka tidak pernah pikirkan itu, jadi untuk apa mereka dibela dengan hukuman yang lebih ringan ?

Lalu disaat ramai masyarakat berpartisipasi memberi dukungan kepada keluarga Yuyun ,muncul lagi komentar aneh tapi nyata dari pejabat yang menyatakan seolah olah korban menjadi pihak yang salah, kalimat AMBIGU yang mengatakan “kesalahan ada pada korban yang jalan seorang diri” tentunya tidak pantas dilontarkan.
Alamak…. Dengan apalah jidat awak ini awak tepok… bukankah berjalan sendiri juga Hak Azasi Manusia pak ? lagian ngapain sih berkomentar yang “MULTI TAFSIR” pak ? 

Memang kasihan sekali melihat wanita di dunia ini, dari sekian banyak tindak kejahatan HANYA KEJAHATAN PEMERKOSAAN lah yang MENEMPATKAN WANITA KORBAN sebagai pihak yang salah.
Sudah diperkosa, dipersalahkan lagi…APES NYA POOOLLLLLL ….!!!
-kenapa Jalan Sendiri ?
-kenapa pakaiannya seksi ?
-kenapa senyum senyum ?
-kenapa pulang malam ?
-kenapa pakai perhiasan ?
-kenapa … kenapa dan kenapa….

Tapi pernahkah orang bertanya kepada pelaku…
-kenapa hanya melihat wanita aja muncul iblis di otak mu ?
-kenapa kau tidak perkosa kambing betina saja kalau sedang nafsu ?
-kenapa mata mu melihat ?
-kenapa kamu tidak beraktifitas ?
-kenapa kamu tidak bekerja ?
-kenapa… kenapa… kenapa….

Lalu disaat gerakan “Nyala Lilin untuk Yuyun” semakin meluas ke berbagai daerah, muncul lagi pernyataan Bupati  Aceh Barat yang mengatakan “Perempuan di Aceh Barat yang tidak berpakaian sesuai syariat Layak Diperkosa”…..
Alamakkkkk…. Makin merinding segala bulu di tubuhku…. Alamak…  Alamak… Alamak…
Memang berita ini sudah lama, sudah sekitar tiga tahun yang lalu, hanya saja karena maraknya kasus pemerkosaan di Indonesia akhirnya berita lama ini muncul lagi ke permukaan. 
Saya tetap berharap semoga beberapa portal dan media yang menulis berita ini beberapa tahun yang lalu Salah… mudah mudahan salah…
Saya menemukan berita ini di kompasiana.com, insatunesia.com, buktidansaksi.com, kaskus, ruanghati.com , suaraiana.com, dll.
Memang jika pun berita ini benar adanya, yang dimaksud hanya berlaku di Aceh Barat, bukan untuk seluruh Indonesia.
 Mereka punya otoritas istimewa yang harus kita hargai dan hormati. 
Kita harus hargai ke khususan dari berbagai Daerah, (dan Anda yang membaca tulisan Saya ini harus memastikan diri Anda tidak membahas masalah Agama disini, saya masuk pada topik ini bukan dari sisi Agama, Saya bukan pakar Agama,  Saya hanya mengutik kalimat “LAYAK DIPERKOSA” yang menurut Saya sangat menyeramkan, Jadi sekali lagi Saya katakana jangan memperdebatkan Agama disini. 
Paham kah ?)

Memang kenyataannya tidak baik seorang wanita berpakaian mini dan ketat, tapi hukuman untuk perbuatan itu kan tidak harus diperkosa ?
Kenapa hanya wanita yang disalahkan dalam dunia KENIKMATAN SYARAF ARUS BAWAH ini ? 
Apakah pria tidak boleh juga dipersalahkan ?
Jika pria berkata pemerkosaan terjadi karena  wanita berpakaian seksi bukankah Wanita juga bisa berkata :
“SIAPA SURUH KEMALUAN KAMU EREKSI HANYA MELIHAT WANITA SEKSI ?”
“KENAPA TIDAK KAMU PENTUNG PAKAI GAGANG SAPU SAAT KEMALUAN MU EREKSI , AGAR DIA JINAK ?”
“KENAPA TIDAK KAMU RENDAM KEMALUAN KAMU PAKAI AIR ES AGAR NAFSUNYA MATI SEKEJAP ?”
“KENAPA TIDAK KAMU CUBIT PAHA MU KUAT KUAT AGAR NAFSU MU HILANG ?”

Tidak ada wanita yang ingin diperkosa, jadi jangan memandang wanita sebagai simbol pelampiasan nafsu. 
Jika anda peduli dengan wanita berpakaian mini, tegur lah, kalau tidak mempan ditegur silahkan kamu maki, kalau masih tidak mempan di maki, usirlah dia dari daerah mu. Atau jika kamu lebih perduli lagi hantarkan dia ke nbalai sosial.

Okee… lepas dari semuanya, karena memang sudah hukum rimba selama berabad abad lamanya menempatkan wanita dipihak yang salah, tidak salah juga rasanya jika para wanita menutup bagian yang perlu ditutup agar lebih aman. Setuju …?

#Unang bangbang hurang bangbang, talak hurang talak ateh…. 

-Marulak Sinurat-

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar