Rabu, 12 Oktober 2016

-KEKUATAN WANITA BATAK -





Saya harus menarik nafas dalam dalam ketika melihat gambar ini, seolah olah Saya terlempar kembali ke masa lalu… ya…masa anak anak.
Saya pernah mengalami hal ini dimasa lalu dan gambar ini cukup sukses membuat sesuatu mengalir dipelupuk mata Saya.
Tiba tiba jari tangan Saya mengetik dengan spontan menceritakan para wanita terlebih ibu rumah tangga HALAK HITA BATAK yang sangat luar biasa.
Melayang lagi memori kehidupan di kampung sana, DI SAN… DAO DI BONA PASOGIT….
Ibu ibu HALAK HITA BATAK DI HUTA AN tidak pernah berjalan melenggang kangkung, apapun akan dibawa dan dikerjakan yang penting berguna dan bermanfaat.
Pulang dari sawah membawa kayu bakar, kadang membawa lompong dan gadong untuk makanan ternak. Kadang membawa kayu hutan untuk memperbaiki dinding rumah yang sudah busuk dimakan rayap, bahkan pernah Saya menemukan seorang “MAMAK” membawa pulang BAN TRUK yang pecah ditengah jalan dan saat Saya Tanya untuk apa, jawabannya membuat hati kecil Saya bangga… 
“naung pocca do ban on ito, daripada ruddut ditonga dalan i tumagon ma niboan mulak, boi do annon gabe PALAKKA NI PINAHAN on, alai jolo dibola amatta ma annon ban on gabe dua”.

Lalu saat mau pergi ke sawah setiap pagi juga semua barang dibawa dalam keranjang besar, nasi, air minum satu jerigen, ceret alumunium untuk masak air panas, piring kaleng, pokoknya semua yang dibutuhkan seharian di sawah akan dibawa dengan rapi di kedua tangan, di kedua pundak dan diatas kepala, belum lagi membawa cangkol dan perlengkapan MANGOMBAK.
Orang Batak tidak mengenal istilah bertele tele, bahasa batak nya “tektuk”, sekali ke sawah ya pulang karena sudah waktunya pulang, bukan pulang karena ketinggalan cangkol atau babat, itu tidak efektif dan orang tua kita tidak mengkehendaki sesuatu yang tidak efektif.
Luar biasa management para ibu HALAK HITA ini bah, angkat topi dan angkat jempol Saya….

Saya pernah menghabiskan masa kecil di Desa Sigompulon, Pahae Julu, masa itu saya melihat ibu ibu merokok TIMBAHO BAKKAL jika pergi ke tombak, harangan, sawah ataupun ladang.
pada masa anak anak tersebut Saya hanya berpikir kenapa ibu ibu ini harus merokok ? bukankah kesannya tidak baik ?
lalu dalam perkembangan usia ,akhirnya Saya memahami bahwa TIMBAHO BAKKAL yang mereka hisap bukanlah sebuah keburukan.
Para ibu ibu disana terpaksa harus menghisap TIMBAHO BAKKAL untuk mengusir AGAS yang suka masuk ke mata, kuping dan hidung saat mereka sudah MANDERES HAPEA.
mereka sudah berada di HAUMA dan PORLAK  bahkan sebelum matahari terbit, bagi mereka menunggu AGAS pergi jam 10 pagi bukanlah hal yang efektif untuk bekerja, bagi mereka AGAS bukan penghalang untuk menyambung hidup, bagi mereka AGAS bukan satu alasan untuk mengatakan “tidak ada uang untuk bayar SPP anak anak”.
Wanita wanita di Sigompulon Pahae julu ini sangat hebat, mereka bisa membawa HIRANG berisi gadong diatas kepala (disana dikatakan MARSIHOHOT alias menjunjung sesuatu tanpa memegang) lalu tangan kirinya menenteng satu buntal bungkusan besar berisi sayur sayuran, belum lagi di pundaknya menggantung HADANG HADANGAN berisi buah buahan, belum lagi tangan kanan nya membawa keranjang berisi piring, panci, jerigen dan perlengkapan makan di HAUMA.
Luar biasa sekali para Ibu ini bisa menjadi kekuatan dalam rumah tangga.

Tidak hanya di Sigompulon Pahae Julu, di sude BONA PASOGIT kita akan menemukan sosok sosok wanita perkasa yang mampu menaruh barang dan benda apa saja disekujur tubuhnya.
Dimasa kecil kita mungkin kita mengerjakan apa yang disuruh oleh Ibu kita karena terpaksa, mungkin dalam hati kita menggerutu saat da Inang berkata :
“eeee Ucok… sambil ke sekolah kau bawak dulu beras pesanan omak Dame ini, siok amang asa adong uang sikkolam….”
Atau ;

“nanti kau butet pulang sekolah singgah sebentar di ladang omak Friska, dipinggir ladangnya itu udah mamak ikat kayu ubi, bawakkan itu biar bisa mamak tanam hari apa ini diladang toruan”.

Mungkin kita selalu menggerutu disaat disuru membawa barang, namun setelah besar dan mengerti kehidupan baru kita pahami betapa tidak mampu nya lagi seorang Ibu membagi bagi badan nya yang hanya satu untuk mengerjakan semua pekerjaan.

Lalu coba kita lihat kehidupan ANAK ANAK MUDA BATAK  yang sedang kuliah di kota,
lihat gaya ANAK BORU yang langsung ber tranformasi dan menjelma menjadi gadis gadis dengan trend salon terkini,
Lihat ANAK BORU yang langsung menanggalkan pakaian tertutupnya dan menggantikannya dengan HOTPANTS dan baju dengan BELAHAN DADA yang rendah.
Lalu lihat para DOLI DOLI dari kampung yang langsung menjelma menjadi geng motor saat tiba di kota untuk kuliah,
Lihat gaya hidup touring mereka seolah olah seluruh rimba Indonesia akan mereka jelajahi.
Sebenarnya bukan masalah kita tidak boleh bergaya hidup mewah, tapi jika melihat gambar ini rasanya belum layak kita bermewah mewah sementara mamak kita di kampung masih bangun jam 4 pagi untuk mempersiapkan bekal ke sawah.

Huhhhh…. Saya harus menarik napas panjang untuk sekali lagi mengagumi gambar ini.
Betapa hebat dan perkasanya AKKA BORU NI RAJA on, bisa mengatur keuangan, bisa mengatur waktu, tidak perduli apa kata orang, tidak perduli pada diri sendiri YANG PENTING ANAK SEKOLAH DAN KALAU BISA JADI SARJANA.
Seorang wanita Batak acap kali tidak perduli lagi dengan perilaku SUAMI jika suaminya malas dan mabuk mabukan apalagi KASAR MAIN TANGAN, dalam FASE ini wanita batak akan berkata dalam hatinya sendiri “NIANGGAP MA NAUNG MABALU IBA NA PETTING SIKKOLA SUDE DAKDANAK ON”.

Yokkk para lelaki mari HARGAI WANITA seperti kita MENGHARGAI DIRI SENDIRI…

Horas ..!!!
salam spesial untuk Warga PAHAE JULU

12 Oktober 2016
Ditulis oleh Marulak Sinurat
*Gambar berasal dari Leonardo Simanjuntak di Kompasiana


3 komentar:

  1. Skripsiku tentang perempuan, terkhusus isteri (Isteri yang takut akan Tuhan dipuji-puji, sebuah tinjauan kritis Amsal 31:10-31 diperhadapkan dengan perempuan Batak). Perjuangan yang tak kenal lelah, terberkatilah aku memiliki ibu yang luarbiasa, dan kiranya kelak juga bisa menjadi ibu pejuang bagi keluarga :)
    Terimakasih buat ulasannya, ito..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin...
      Terimakasih ito, wanita adalah tiang penopang rumah tangga.
      Posisinya sama dengan pria,
      Sudah selayaknya para pria memberi penghargaan kepada para wanita.

      Horas ito, God Bless

      Hapus
  2. Setujuuuu ito! Sesama Pewaris Kerajaan Allah :)

    BalasHapus