Jumat, 14 Oktober 2016

-KESETARAAN INDONESIA-

Indonesia adalah negara yang memiliki Bahasa ibu atau bahasa daerah terbanyak di dunia yakni  berjumlah 748 bahasa.
Meski ragam bahasa yang sangat banyak, namun dipersatukan dengan satu bahasa nasional yakni Bahasa Indonesia. 
Yang membanggakan ternyata bahasa Indonesia juga dipelajari dan digunakan di beberapa negara bahkan bahasa Indonesia menempati urutan ke 9 sebagai bahasa yang paling banyak digunakan.

Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) abad ke-19.
Penamaan Bahasa Indonesia diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Lalu tahukah Anda mengapa dari sekian banyak bahasa Ibu atau bahasa daerah di Indonesia pilihannya jatuh kepada Bahasa Melayu ?
Alasan utamanya adalah karena bahasa Melayu tidak mengenal KASTA dalam bertutur seperti dalam bahasa daerah lain.
Bahasa Melayu tidak membedakan penuturan kepada orang tua, anak anak, rakyat jelata, raja, saudagar, kaya, miskin dll, SEMUANYA SAMA.  
Faktor inilah yang menjadi alasan kuat oleh para pendiri negara Indonesia untuk menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa Persatuan.

Itulah HEBAT dan BIJAKSANANYA para pendiri negeri ini memilih bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan padahal waktu itu bahasa Melayu hanya dipakai oleh sedikit orang, bandingkan dengan bahasa Jawa yang pada masa itu digunakan 40% pengguna di Indonesia.
Sejak awal negara ini didirikan, para pendiri negara ini sudah memikirkan KESETARAAN bagi semua rakyat Indonesia tanpa ada perbedaan dan pengecualian KASTA.

Apakah generasi saat ini pernah berpikir tentang KESETARAAN ?
Coba Anda renungkan kembali.....

Semoga tulisan Saya ini bisa bermanfaat dan membuka hati dan pikiran kita bahwa baik BAHASA INDONESIA, PANCASILA dan UUD-45 semuanya berbanding lurus dengan KESETARAAN.   

Sebagai penutup Saya akan kutip kalimat bijak dari budayawan Pramoedya Ananta Toer  "Tanpa mempelajari bahasa sendiri, orang takkan mengenal Bangsanya sendiri"

copyright 2016 - Marulak Sinurat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar