Selasa, 18 Oktober 2016

-KITA semua SAMA-

Jika saja hidup surgawi bisa diraih hanya dengan beragama untuk apa lagi ada ibadah. 
bukankah nilai tertinggi dari agama adalah ibadah ? Dan bukankah aplikasi dari ibadah itu adalah perilaku ? Lalu bukankah perilaku yang baik bisa mewakili hati kita yang sesungguhnya ? 

Bagaimanakah manusia bisa berdamai dengan sesama jika tidak pernah mau berdamai dengan dirinya sendiri ? Lalu apakah jika kita berdamai dengan diri sendiri adalah simbol kelemahan ?

Banyak yang mengatakan miris dan prihatin terhadap kerukunan umat beragama di Indonesia tetapi perilakunya justru menimbulkan keprihatinan baru. 

Jika umat muslim menghina umat kristen, atau sebaliknya umat kristen menghina umat muslim sesungguhnya yang bekerja didalamnya adalah umat secara personal, bukan Agamanya. Seharuanya jika disadari dan direnungi dengan hati, yang bekerja dalam setiap pertikaian adalah Iblis. 

Agama itu sebuah kebaikan, dan Iblis itu sebuah kejahatan. Bagaimana mungkin sebuah kejahatan berada didalam sebuah kebaikan jika itu bukan karena dorongan Iblis. 

Lalu jika kita diperdaya masuk kedalam lingkaran Iblis tersebut apakah kita dengan pasrah diri mau hanya dengan alasan kita adalah yang terbaik ?

Jika kamu mengatakan anak kamu yang terbaik disekolah, apakah kamu tidak pernah berpikir kalau yang lain juga akan mengatakan jika anaknya lah yang terbaik ? 
Jika kamu mengatakan bengkel mobil kamu yang terbaik, apakah kamu tidak pernah berpikir jika bengkel mobil yang lain juga akan mengatakan mereka yang terbaik ? 
Jadi sebaiknya sesama kebaikan itu harus saling mendukung. 

Saat azan magrib Saya selalu menutup pintu saya dan menghentikan segala aktifitas luar rumah karena Saya sangat paham dengan rutinitas teman saya umat Muslim. Begitupun saat hari minggu, teman Saya yang Muslim mengingatkan Saya untuk beribadah. Saat bulan puasa Saya selalu ikut teman Saya yang muslim untuk berbuka bersama. Begitupun saat Natal, teman teman Saya yang muslim mengucapkan selamat natal. 

Seorang kristen yang dekat dan akrab dengan muslim bukan berarti dia menjadi muslim atau pun murtad. 
Pun sebaliknya, seorang Muslim yang dekat dan akrab dengan kristen bukan pula harus menjadi murtad. 

Saat berbicara agama maka kita akan berbicara tentang Dunia, dan saat berbicara mengenai Tuhan maka kita sedang berbicara tentang akhirat. 

Sudah selayaknya kita hidup damai berdampingan sebab jika engkau terlahir dari rahin seorang wanita maka yang lain juga sama, 
jika engkau memiliki tetesan darah berwarna merah maka yang lain juga sama, 
dan jika tempat terakhir mu adalah terkubur didalam tanah maka yang lain juga sama.

Kita semua sama.... Sama sama mahluk ciptaan dan sama sama percaya pada penciptanya.
Kita semua SETARA dihadapan Tuhan.

NO SARA, NO DISKRIMINASI !!!

copyright 2016 - Marulak Sinurat 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar